Bedah Kedalaman Skuad Chelsea: Terlalu Banyak Pemain, Hanya Segelintir yang Level Top

Bedah Kedalaman Skuad Chelsea: Terlalu Banyak Pemain, Hanya Segelintir yang Level Top

Chelsea adalah salah satu klub dengan belanja pemain terbesar dalam beberapa musim terakhir. Di bawah kepemilikan Todd Boehly, klub ini mengalami transformasi besar-besaran di bursa transfer, mendatangkan lebih dari 30 pemain baru hanya dalam dua musim. Namun, alih-alih membentuk skuad tangguh, Chelsea justru terlihat seperti tim yang belum menemukan bentuk terbaiknya.

1. Terlalu Banyak Pemain, Kurang Kualitas

Secara kuantitas, skuad Chelsea sangat dalam. Hampir di setiap posisi terdapat 2 hingga 3 pemain yang bisa dimainkan. Namun, kedalaman itu tidak berbanding lurus dengan kualitas. Banyak pemain muda yang belum matang, serta pemain mahal yang belum membuktikan diri layak mengisi starting XI secara konsisten.

Contohnya, di posisi gelandang, Chelsea memiliki Enzo Fernández, Moisés Caicedo, Conor Gallagher, dan Romeo Lavia. Namun, hanya Enzo yang tampil reguler dengan performa yang lumayan stabil. Lavia lebih banyak cedera, sementara Caicedo dan Gallagher masih inkonsisten.

2. Masalah di Lini Depan

Lini serang menjadi sektor paling problematik. Nama-nama seperti Mykhailo Mudryk, Raheem Sterling, Nicolas Jackson, Christopher Nkunku, hingga Cole Palmer menghiasi daftar penyerang. Dari semua itu, hanya Palmer yang benar-benar menunjukkan level top Premier League.

Sterling mulai kehilangan ketajamannya, Mudryk masih terlalu mentah, dan Jackson meski punya potensi, belum cukup klinis. Nkunku pun kerap diterpa cedera sejak bergabung, membuat performanya sulit dinilai secara adil.

3. Pertahanan yang Belum Solid

Secara defensif, Chelsea punya beberapa nama menarik: Levi Colwill, Benoît Badiashile, Axel Disasi, hingga Wesley Fofana dan Reece James. Namun, performa mereka sering terganggu oleh cedera dan inkonsistensi. Thiago Silva yang sudah mendekati akhir karier justru masih menjadi andalan di jantung pertahanan.

Di posisi bek kanan dan kiri, James dan Ben Chilwell sebenarnya berkualitas. Sayangnya, keduanya sangat rentan cedera, membuat Mauricio Pochettino (atau pelatih berikutnya) kesulitan menjaga kestabilan skuad.

4. Kebutuhan akan Pemain Berpengalaman

Salah satu kekurangan Chelsea saat ini adalah minimnya pemain berpengalaman dan berkualitas elite yang bisa memimpin di ruang ganti. Klub terlalu bertumpu pada talenta muda, dengan ekspektasi mereka segera menjadi bintang. Namun, membentuk tim juara membutuhkan lebih dari sekadar potensi.

Hilangnya figur senior seperti César Azpilicueta, N’Golo Kanté, dan Jorginho telah menciptakan kekosongan kepemimpinan yang belum diisi.

5. Apa Solusinya?

Chelsea butuh konsolidasi. Bukan lagi soal membeli pemain baru, melainkan memangkas skuad agar lebih ramping dan fokus. Hanya pemain dengan kualitas top dan mental kuat yang layak dipertahankan. Sisanya perlu dipinjamkan, dijual, atau diproyeksikan jangka panjang tanpa beban ekspektasi tinggi.

Selain itu, klub harus memberikan waktu bagi pelatih untuk membangun struktur tim yang solid, tanpa intervensi berlebihan dari manajemen.


Kesimpulan:
Chelsea saat ini memiliki skuad yang gemuk secara jumlah, tetapi hanya sebagian kecil yang benar-benar layak disebut kelas atas. Untuk kembali bersaing di level tertinggi, klub harus lebih selektif dalam perekrutan, memperkuat fondasi tim, dan mengutamakan stabilitas di atas eksperimen jangka pendek.

Baca Juga: Bek Senior MU ini Bakal Lanjutkan Karir di Arab Saudi?