Termasuk Lyon, Ini 7 Klub yang Pernah Turun Kasta akibat Sanksi

Termasuk Lyon, Ini 7 Klub yang Pernah Turun Kasta akibat Sanksi

Dalam dunia sepak bola, degradasi biasanya terjadi karena performa buruk di lapangan. Namun, tak sedikit klub besar yang harus turun kasta bukan karena kalah bersaing, melainkan karena hukuman atau sanksi dari federasi sepak bola atau badan pengatur. Entah karena pelanggaran finansial, pengaturan skor, hingga konflik internal klub, sanksi bisa berdampak besar dan menghancurkan. Berikut ini adalah tujuh klub terkenal yang pernah mengalami degradasi akibat sanksi, termasuk raksasa Prancis, Olympique Lyon.


1. Olympique Lyon (2025 – Prancis)

Kejutan besar datang di Ligue 1 ketika Olympique Lyon dinyatakan degradasi secara administratif akibat pelanggaran serius terhadap aturan keuangan. Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) menjatuhkan sanksi tegas setelah audit menunjukkan adanya penyimpangan dalam pengelolaan dana dan pelanggaran aturan Financial Fair Play domestik. Meskipun sempat berjuang di papan bawah, sanksi ini menjatuhkan mereka langsung ke Ligue 2, membuat sejarah kelam bagi klub yang pernah merajai Prancis di awal 2000-an.


2. Juventus (2006 – Italia)

Kasus Calciopoli adalah salah satu skandal terbesar dalam sejarah sepak bola. Juventus, klub paling sukses di Italia, dinyatakan bersalah atas keterlibatan dalam pengaturan wasit dan pertandingan. Akibatnya, Juve dicabut dua gelar Serie A-nya dan langsung didegradasi ke Serie B, meskipun mereka sebenarnya finis di peringkat pertama musim 2005–2006. Beberapa pemain bintang seperti Fabio Cannavaro dan Zlatan Ibrahimovic hengkang, meski beberapa lainnya seperti Del Piero dan Buffon memilih bertahan.


3. Rangers FC (2012 – Skotlandia)

Rangers, salah satu klub tersukses di Skotlandia, mengalami kehancuran finansial setelah gagal membayar utang besar dan dinyatakan bangkrut. Sebagai konsekuensinya, mereka dicabut lisensinya dan harus memulai kembali dari divisi keempat (Scottish Third Division). Kejadian ini membuat Old Firm Derby dengan Celtic vakum selama beberapa tahun. Rangers akhirnya berhasil kembali ke kasta tertinggi setelah empat musim.


4. Parma (2015 – Italia)

Parma, yang pernah berjaya di Eropa pada era 90-an dengan menjuarai UEFA Cup, terjerembap dalam krisis finansial hebat. Di musim 2014–2015, mereka kesulitan menggaji pemain dan staf, bahkan sempat tidak bisa membayar air dan listrik stadion. Klub dinyatakan bangkrut dan harus memulai ulang dari Serie D, kasta keempat Liga Italia. Berkat manajemen baru dan dukungan fans, Parma sukses promosi berturut-turut dan kembali ke Serie A dalam waktu tiga tahun.


5. Marseille (1994 – Prancis)

Olympique Marseille, juara Liga Champions 1993, harus menerima kenyataan pahit karena terlibat dalam skandal pengaturan skor. Kasus “VA-OM” (Valenciennes vs Marseille) menyeret klub ke dalam krisis. Presiden klub saat itu, Bernard Tapie, terbukti menyuap pemain Valenciennes agar bermain buruk. Akibatnya, Marseille dicopot gelar Ligue 1 dan didegradasi ke Ligue 2, meski tetap diperbolehkan mempertahankan gelar Liga Champions mereka.


6. Leeds United (2007 – Inggris)

Leeds United didegradasi dari Championship ke League One, bukan hanya karena performa, tetapi juga karena sanksi pengurangan poin sebesar 10 angka akibat masuk ke administrasi (pailit). Klub terjerat krisis keuangan berat setelah ambisi besar di awal 2000-an gagal total. Sanksi itu memperparah kondisi mereka, dan Leeds harus menunggu lebih dari satu dekade untuk kembali ke Premier League pada 2020.


7. Real Zaragoza (2002 – Spanyol)

Meskipun tak sepopuler Real Madrid atau Barcelona, Real Zaragoza adalah klub tradisional yang pernah mengangkat trofi Copa del Rey dan tampil di Eropa. Namun pada 2002, mereka didegradasi ke Segunda División bukan hanya karena performa, tetapi juga karena investigasi atas manipulasi laporan keuangan dan kasus pengaturan dana transfer. Walau tak sekeras kasus Juventus atau Marseille, Zaragoza tetap dikenai sanksi dan harus memulai ulang dengan reputasi yang tercoreng.


Penutup

Sepak bola bukan hanya tentang pertandingan di lapangan. Di balik sorotan kamera dan euforia suporter, ada dunia administrasi dan regulasi yang sangat ketat. Klub-klub besar seperti Lyon, Juventus, hingga Rangers membuktikan bahwa siapa pun bisa jatuh jika melanggar aturan. Degradasi karena sanksi adalah pengingat bahwa integritas dan transparansi adalah hal yang tak boleh ditawar dalam dunia sepak bola modern.

Baca Juga: 5 Gosip Transfer Serie A Hari Ini, 9 Juli 2025: Juventus Putus Kontrak Dusan Vlahovic?